Rabu, 11 April 2012

Tree Climbers for Sport-Science-Art of Life and Adventure


Pada mulanya olah raga panjat pohon dikenal sebagai Les acrobranches, berasal dari bahasa prancis yang berarti akrobat dahan. Kegiatan les acrobranches berkisar pada pemanjat pohon, meniti cabang, bergelantungan dari dahan ke dahan, dan merambat dipucuk pohon yang tinggi. Panjat pohon merupakan olahraga kombinasi antara rock climbing, vertical caving dan penjelajahan rimba ; khususnya petualangan di atas permukaan tanah dengan cara naik turun pohon. Canopy trail tersebut, pertama kali diperkenalkan oleh pemanjat pohon asal Francis sekitar tahun 1980 di Eropa, yang terus berkembang sehingga terbentuk asosiasinya di sana. Kegiatan canopy trail ini kemudian menyebar sampai ke Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.

Di Dunia didirikan Tree Climbing Internastional (TCI) pada tahun 1983, Atlanta, Amerika oleh Peter “Treeman’ Jenkins dia juga seorang pemanjat tebing. Agar semua orang cinta panjat pohon dia membuka sekolah pertama di dunia tentang panjat pohon (Tree climbing school). Sampai sekarang dia sebagai bapak panjat pohon sedunia.

Dengan tumbuhnya para pemanjat pohon maka setiap tahun selalu di adakan perlombaan pohon tingkat dunia dan eropa maupun tingkat nasional di Negara masing. Selain sebagai olah raga, aplikasi panjat pohon berkembang sesuai dengan tujuan dari kegiatan misalnya untuk penelitian flora dan fauna di atas pohon, pengambilan biji, pemangkasan cabang (pruning) dan lain-lain

DI INDONESIA

Di Indonesia, kegiatan canopy trail ini baru dikenal sekitar tahun 1994. Tepatnya pada saat kegiatan eksplorasi botani di kawasan Resort Gunung Tujuh – Taman Nasional Kerinci Seblat – pada tanggal 1-21 Juli 1994, yang diikuti oleh beberapa instansi, seperti SEAMEO Biotrop Bogor, Herbarium Bogoriense, Kebun Raya Bogor, WWF Jambi, PHPA Gunung Tujuh, Yayasan Cestita Adikarsa Nugraha, FPTI Jabar, fotografer dan mahasiswa Francis. Pada saat itu empat pemanjat tebing anggota FPTI Jabar (Mamay S. Salim, Rachwa, Seno Subroto dan Rahim Asyik BS.) ‘mewarisi’ langsung ilmu canopy trail ini dari ‘gurunya’ Eric Gardetta (30), mahasiswa pascasarjana Universitas Paul Sebatier dari Toulouse, Francis. Sebenarnya didunia kehutanan Indonesia terutama di HPH/HTI telah lama dikenal teknik panjat pohon yang menggunakan sepatu bertaji untuk menggumpulkan biji-bijian dari pohon yang unggul. Akan tetapi memanjat dengan cara ini dapat merusak pohon, tidak nyaman, tidak dapat mencapai bagian pohon yang sulit dijangkau seperti pucuk/ujung dahan, dan tidak dapat melakukan perpindahan pohon.

Pada tahun yang sama di bentuklah RIMPALA (Rimbawan Pecinta Alam) Fakultas Kehutanan IPB di mana ada divisi panjat pohon (tahun 2005, diubah namanya jadi tree climber division). Untuk memasyarakatkan canopy trail, RIMPALA telah mengadakan berbagai pelatihan canopy trail, yaitu Pelatihan Panjat Pohon untuk Inventarisasi Hutan pada tanggal 18-19 November 1995 di Fahutan IPB, Pelatihan Panjat Pohon II se-Jabotabek pada tanggal 20-21 Desember 1997, yang bertempat di PUSLITBANGHUT, Gunung Batu, Bogor, Pelatihan Tree Climbing Basic and Rescue se-Jabotabek 2006 di Kampus IPB, Pelatihan Tree Climbing Basic di Kampus IPB 2007.

Selain kegiatan tadi, kegiatan canopy trail RIMPALA juga diaplikasikan pada beberapa research para anggota RIMPALA yang memerlukan teknik canopy trail. Kegiatan-kegiatan tersebut misalnya Research Elang Jawa di Hutan Lindung Gunung Salak (M. Yayat Afianto, 1999), Research Burung Bluwok di Suaka Margasatwa Pulau Rambut (Imannudin, 1999) dan Pengukuran Biomassa di Atas Tajuk (Indrawan, 1998), atraksi pengunduhan biji untuk kegiatan IPB on TV di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Divisi Canopy dan Fahutan IPB, 2002), Pruning atau pemangkasan pohon-pohon yang membahayakan bangunan disekitar kampus Fakultas Kehutanan IPB (Divisi Canopy, 2002), Pengunduhan Biji Pinus di Gunung Walat, Sukabumi (Wowo, 2003), Kegiatan canopy photograpy sendiri, telah dilaksanakan pada pertengahan bulan Desember 2004 dan berakhir pada pertengahan Januari 2005 bertempat di Arboretum Fakultas Kehutanan IPB dll. Juga kegiatan-kegiatan lain, baik yang rutin maupun insidentil dalam kegiatan-kegiatan RIMPALA.

Sebagai bentuk dari kecintaan terhadap panjat pohon dan ingin mengamalkan ilmunya maka Ahdi Muhtadin mendirikan TREE CLIMBERS ORGANIZATION (TCO pada tahun 2007 berubah menjadi TREE CLIMBERS INDONESIA 2010), organisasi ini merupakan sekumpulan pemuda yang mempunyai visi dan misi interest terhadap lingkungan khususnya eksplorasi tajuk dan merupakan organisasi yang eksis dan telah melakukan ekplorasi diatas tajuk dan pelatihan-pelatihan terhadap anak-anak SMU di bogor, dan sebagai bentuk eksis kami terhadap peyebarluasan ilmu panjat pohon maka kami mendirikan Sekolah Panjat Pohon Indonesia dan merupakan sekolah khusus panjat pohon yang satu-satunya di indonesia.

MANFAAT

Beberapa tahun ini tree climbing telah digunakan sebagai Sport (olahraga), Adventure (petualangan) Scient (ilmu pengetahuan), dan Art of life (seni hidup).

Sebagai sebuah Sport, tree climbing dapat melatih otot-otot tangan, kaki dan perut. Selain baik juga sebagai pernafasan tubuh. Adventure dari canopy trail membutuhkan keberanian tinggi untuk melakukannya, dimana taruhan dari tehnik ini adalah jiwa kita, sehingga tidak semua orang dapat dan untuk melakukannya perlu mengusai beberapa teknik dalam panjat pohon. Sebagai sebuah fungsi scient, tree climbing sangat bagus untuk mendukung kelestarian hutan, dimana kita dapat mengetahui dunia canopy yang merupakan tempat awal mulanya perkembangan biakan sebuah pohon. Tree climbing dapat mempermudah pengunduhan biji, pembuatan herbarium, pengukuran fotosintesis, inventarisaai satwa liar, dan lain-lain. Art of Life dari tree climbing terletak pada keindahan dunia canopy terutama dihutan belantara, dimana keindahannya merupakan dunia lain yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, selain itu kita dapat hidup diatas pohon dengan aman layaknya seekor burung, serta masih banyak rahasia dan manfaat lain dari canopy trail yang dapat dikembangkan.

Tidak ada komentar: