Jumat, 13 April 2012

Navigasi Darat (part 5) - MENGENAL DAN MEMBACA PETA TOPOGRAFI SEBELUM KE LAPANGAN

MENGENAL DAN MEMBACA PETA TOPOGRAFI SEBELUM KE LAPANGAN

Membaca peta adalah penting bagi pecinta alam khususnya pendaki gunung sebelum ke lapangan. Dengan membaca peta kita akan dapat membayangkan medan yang akan kita hadapi.

1. Mengenal Puncak Suatu Gunung/Bukit

Puncak suatu gunung/bukit dipeta topogrfi dapat kita kenali dari:

a. Titik Triangulasi

b. Garis kontur yangmenutup dan paling dalam/paling tinggi.

2. Mengenal Punggungan dan Lembah

a. Punggungan suatu gunung digambarkan/terlihat di peta topografi sebagai rangkaian garis kontur yang membentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung

b. Lembah digambarkan/dilihat dipeta topografi sebagai rangkaian yang berbentuk huruf “V” yang ujungnya tajam. Biasanya lembah dicirikan adanya sungai, tetapi ada juga yang tidak ada sungainya.

Ingat!!.. Dalam perjalanan usahakan kita berjalan dipunggungan

3. Mengenal Daerah Datar (Landai) dan Daerah Terjal (Curam)

a. Daerah datar/landai digambarkan/dilihat pada peta topografi dengan garis kontur yang relatif jarang.

b. Daerah terjal/curam digambarkan/dilihat pada peta topografi dengan garis kontur yang relatif rapat (berdekatan).

4. Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat

Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat, dapat dilihat dari triangulasi, atau dari harga kontur titik ketinggian yang terbaca. Tapi perlu diketahui bahwa tidak semua tempat dan garis kontur mempunyai harga ketinggian. Untuk itu kita perlu menghitung/mencari harga ketinggian tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tentukan dulu interval konturnya (dapat dari 1/2000 x skala atau dari legenda peta)

b. Cari garis kontur yang tebal, tentukan harganya. Untuk harga garis kontur lainnya tinggal dilihat berapa tebal kontur yang kita lalui dan berapa kontur yang tidak bergaris tebal. Ingat!! Garis kontur yang tebal dapat kelipatan sepuluh atau kelipatan empat, atau tidak seragam. Jadi, sebelum menentukannya, hitung dulu kelipatan setiap garis tebal.

Perlu diketahui ada juga peta topografi yang tidak diketahui interval konturnya (misal peta yang kita fotocopy sebagian dan tidak lengkap), dan tidak mempunyai kontur(misal karena fotocopy) hasilnya tidak jelas. Oleh sebab itu kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara sebagai berikut;

a. Cari dua titik yang ketinggian dan harganya tercantum dan jaraknya berdekatan.

b. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa garis kontur yang terdapat antara kedua titik itu. Hati-hati dalam menghitung garis kontur, jangan sampai menghitung garis kontur yang sama harganya. Biasanya kedua titik tersebut terpisah lembah. Dengan menghitung selisih ketinggian dua titik dan jumlah garis kontur yang terdapat antara dua titik maka kita dapat menghitung interval konturnya, yang merupakan bilangan bulat.

c. Lihat garis kontur yang terdekat dengan salah satu titik ketinggian yang kita tentukan sebelumnya pada butir a. kemudian tentukan garis kontur tersebut apakah harganya lebih rendah dari titik tersebut (bila mengarah kepuncak) atau harganya lebih kecil (bila mengarah kebawah/yang lebih rendah). Tentukan harga kontur untuk menambah/mengurangi antara harga garis kontur yang diketahui dengan interval konturnya, begitu juga untuk harga kontur lainnya.

d. Cantumkan harga garis kontur untuk setiap garis kontur yang mempunyai kelipatan sepuluh, dan tebalkan garis kontur berharga 250, 500, 750, dst. Ingat!! Dalam menghitung garis kontur usahakan lebih dari satu kali untuk menghindari kesalahannya.

5. Mengenal Tanda Medan

Selain tanda-tanda keterangan yang terdapat pada legenda peta topografi kita harus dapat mengenal tanda-tanda lain seperti bentuk-bentuk atau bentang alam permukaan bumi yang mencolok di lapangan dan mudah dikenali di peta. Tanda/keterangan tersebut biasanya disebut tanda medan. Kegunaan kita mengenal tanda medan, jika peta topografi tersebut tidak lengkap (tidak ada legenda).

Beberapa tanda medan yang dapat kita mengetahui/dibaca dari peta topografi sebelum kita ke lapangan dan kemungkinan kita dapati langsung dilapangan/medan langsung/alam sebagai pembantu kita:

a. Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak dan bentuk lain yang mencolok.

b. Lembah yang curam, pertemuan anak sungai, kelokan anak sungai yang tajam, tebing-tebing di tepi sungai.

c. Kelokan jalan. Jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan, hulu sungai, jalan setapak dan sebagainya

d. Didaerah pantai, muara sungai, tanjung yang menjorok kelaut, delta dsb.

6. Mengetahui/menafsirkan jarak

Untuk mengetahui jarak yang akan kita tempuh, kita dapat mengetahuinya dengan menghitung jarak di peta lalu dengan mengingat skala, kita dapatkan jarak horizontal. Dari jarak horizontal dapat dihitung jarak sebenarnya.

Ingat!!.. Bila kita telah terbiasa membaca peta topografi dengan garis kontur, kita langsung dapat mengetahui perbandingan jarak horizontal dan jarak sebenarnya dari keadaan/bentuk garis konturnya.

Tidak ada komentar: