Jumat, 13 April 2012

TREE CLIMBING MEMBANTU LIPI dalam PENGUNDUHAN BIJI SENGON

TREE CLIMBING MEMBANTU LIPI dalam PENGUNDUHAN BIJI SENGON

Pohon Sengon

Sengon dalam bahasa latin Paraserianthes falcataria (L) FOSBERG atau Jeungjing. Famili Memosaceae merupakan jenis pohon yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, terutama di Jawa dan disekitarnya. Pohon dapat mencapai tinggi 45 M dan diameter 60 cm. Batang tak berbanir, bulat memanjang agak lurus, bebas cabang sampai 20 M. Daur yang paling baik pada umumnya kurang dari 10 tahun untuk menghindari busuk akar.

Manfaat dari pohon sengon; perkakas rumah tangga, bangunan, peti dan sebagai bahan kertas, Mudah ditanam dan cepat tumbuh, Dapat dikembangkan sebagai Hutan Rakyat.

Biji Sengon

Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Sengon mulai berbuah pada umur 3 tahun dan buah yang baik berasal dari tanaman yang berumur lebih dari 8 tahun, pengunduhan dilakukan jika buah sudah masak.

Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit atau biasa di sebut juga pohon plus. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut : Kulit bersih berwarna coklat tua, Ukuran benih maksimum, Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan Bentuk benih masih utuh.

Tree climbing

Mungkin terasa aneh kedengaranya ngapain sih orang panjat-panjat pohon apalagi lebih aneh lagi ada organisasi panjat pohon/tree climbing. Panjat pohon atau bahasa kerenya tree climbing merupakan suatu teknik pemanjatan pohon dengan safety (aman) dan nyaman.

Siang itu rekan saya Igor dapat telephon dari ibu Sri Hartati (Pengetahuan BIOTEKNOLOGI LIPI) untuk menayakan bener ini organisasi panjat pohon, dia minta bantuan kita untuk mengambil biji dari pohon sengon. Saya kirimkan CV TCI dan meminta untuk persentasi. Jadwal sudah di tentukan kita pun berangkat ke kantor LIPI di cibinong dan mempersentasikan organisasi kita, kelihatanya ibu Sri Hartati merespon positif dan kita pun langsung survey ke lapangan untuk melihat pohon sengon yang akan di ambil bijinya.

Ibu Sri Hartati pun mengajak keliling dan menunjukan pohon-pohon mana yang mesti kita panjat semuanya ada 9 pohon dengan ketinggian rata-rata 35-50 m dan diamter 35-50 m, dan memang ini ciri-ciri pohon plus menurut ibu Sri Hartati, untuk itu pengambilan biji nya pun tidak mengambil di tanah tapi mengambil dari pohon. Karena bijinya nanti untuk penelitian.

Sambil berkeliling saya bertanya “ibu dapat informasi dari mana organisasi kita” jawab dia dari internet. Alasan dia mau mengunakan jasa kita tidak mau pohon-pohon yang akan di panjat rusak dan saya lihat organisasi anda memiliki pengalaman dalam hal ini.

Hari pemanjatan pun telah tiba, saya, Septian, Mahdi, Arwin, setelah peralatan telah lengkap semua kita pun menuju pohon pertama yang akan di panjat setelah melihat sesuai dengan Prosedur pemanjatan pohon, kita pun mulai dengan teknik trowing dan dilanjutkan dengan teknik jumaring tidak lupa dengan ancor bawahnya.

Pohon sengon yang berkareteristik mudah patah sehingga kita pun harus mempertimbangan keselamatan dan berhati-hati, untuk itu kita juga tidak lupa menggunkan ancor atas dan ancor tubuh sendiri sebagai pengaman. Kadang kala angin yang besar terasa mengoyang-goyang kan tubuh kita. Disinilah kita ber- acrobat dari dahan ke dahan untuk mendapatkan biji sengon.

Di hari ketiga ada pohon plus berdekatan dengan plus lain nya, kita pun mengunakan teknik pindah pohon teknik jangkar, teknik ini memudahkan si pemanjat agar tidak turun dan naik lagi ke pohon sebelahnya.

Setelah hari kelima pengambilan biji sengon pun telah selesai, inilah manfaat lain dari tree climbing selain sebagai olah raga dan kami tidak lupa mengucapkan kepada ibu Sri Hartati atas kepercayaannya kepada TCI. Semoga bisa kerjasama lagi…..


Agustus, 2011



INTERPRETASI LINGKUNGAN

mengenal lebih dalam tentang suatu tempat/lokasi/kawasan

yang kita kunjungi merupakan suatu kepuasan (amuhtadin 2009)



PENGANTAR

Kegiatan rekreasi sekarang tidak hanya untuk sekedar menyegarkan diri tetapi juga ingin mendapatkan pengalaman baru. Pengunjung yang datang ke suatu tempat ingin mendapatkan kepuasan dalam menikmati tempat tersebut. Kepuasan seseorang sangat tergantung pada apa yang dia peroleh saat berekreasi. Pada awalnya orang berekreasi hanya untuk mencari suasana baru untuk memulihkan diri untuk kembali segar, namun perkembangan kapasitas berpikir dan psikologi manusia menyebabkan orang ingin mendapatkan hal lebih banyak, dan tidak ingin melakukan kegiatan yang sama. Oleh karenanya pelayanan terhadap pengunjung sangat penting.

Interpretasi lingkungan adalah suatu bentuk pelayanan kepada pengunjung yang datang ke taman, hutan, dan tempat-tempat di alam serta tempat rekreasi lainnya dalam bentuk penterjemahan berbagai fenomena alam di lokasi tersebut. Interpretasi merupakan kegiatan seni mengungkapkan makna dari suatu obyek, jadi interpretasi merupakan kegiatan pendidikan. Lebih lanjut interpretasi merupakan kombinasi beberapa hal yaitu pelayanan, informasi, pelayanan pemanduan, pendidikan, hiburan dan inspirsi serta promosi.

Yang disampaikan dalam interpretasi adalah pesan bukan sekedar informasi. Informasi dapat dicari sendiri. Pesan yang kuat akan mendorong seseorang mencari informasi dan keterampilan yang dibutuhkan. Pesan disetting untuk dapat memberikan pengalaman yang paling berkesan sehingga pesan dapat terpatri dengan baik. Pendidikan melibatkan aspek ; kognitif (pengetahuan), afektif (Perasaan-sikap), dan psikomotorik (tindakan) dan sosial (berhubungan dengan makhluk lain).

Jadi pendidikan kepada pengunjung bukan hanya sekedar jasa pelayanan pengunjung tetapi juga membangkitkan rasa peduli pengunjung, bahkan keterlibatannya langsung dalam gerakan dan aktivitas pelestarian lingkungan.memberikan pendidikan kepada pengunjung tentang sumberdaya dan kesadaran untuk mengkonservasi alam dan lingkungan.

Interpreter

Interpreter merupakan sebutan bagi orang yang memberikan jasa pelayanan mengenai berbagai informasi, jadi seorang interpreter (interpret) harus menguasai beragam informasi yang akan ditawarkan kepada pengunjung.

Seorang interpreter harus memiliki beberapa hal, antara lain :

  1. pemahaman akan obyek yang akan diceritakan (ciri-ciri obyek, sejarah obyek, peraturan tentang obyek, pelestarian obyek dan lain-lain)
  2. mengetahui latar belakang tamu
  3. kemampuan komunikasi
  4. penguasaan metode serta teknik interpretasi yang dapat membuat tema lebih hidup dan bermakna serta etika pemanduan/interpretasi
  5. persiapan diri (baik mental maupun fisik)
  6. memiliki kecintaan,kepedulian dan penghargaan terhadap lingkungan yang tinggi, serta keterlibatan langsung dan spontan dalam kegiatan yang kita lakukan.