Jumat, 13 April 2012

PANJAT TEBING - PROSEDUR PENDAKIAN

PROSEDUR PENDAKIAN

Dalam mendaki tebing perlu diperhatikan langkah-langkah yang akan dilakukan bagi pemanjatan, yaitu :

1) Memilih rute/jalur : Pada umumnya diketahui dari data-data yang sudah ada misalnya buku panduan atau dari para pendaki yang pernah melewatinya

2) Memikirkan teknik, bagi pendaki teknik merupakan hal yang perlu berguna untuk menghemat tenaga, karena tebing ada yang pijakan yang enak atau rekahan yang lebar. Jadi tidak langsung naik tanpa memikirkan teknik yang akan dilakukan, biasanya pendaki pertama akan berefek pada pendaki berikutnya baik itu gaya maupun teknik yang dia pakai.

3) Mempersiapkan peralatan : Peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan rute yang akan dipilih

4) Menentukan Leader/pemimpin : Usahakan yang lebih berpengalaman, apabila kemampuanya sama maka bisa bergantian

5) Mempersiapkan pendakian : Buat ancor pada posisi yang tepat, Siapkan peralatan di samping harness, “ingat komunikasi pemanjatan”, belayer harus siap-siap

6) Memulai pendakian : Leader naik menuju tebing (belayer harus selalu memperhatikan gerakan sipemanjat secara seksama, apabila dia memasang chock, melewati overhang, istirahat ) dan bila leader merasa aman pada ancor yang ia buat maka ia akan berkata “belay off / full”.

Hal-hal yang harus diperhatikan !!!

1. Gunakan Chock dan runner (titik pengaman) alam. Pendakian tebing adalah satu kesatuan yang harus ditangani secara hati-hati. Yang harus diperhatikan adalah masalah pengunaan runner alam dan stockstone buatan, karena alat tersebut membiarakan tebing tetap utuh. Runner adalah tempat tumpuan tali pengaman yang dipasang oleh pendaki pertama untuk memperkecil jarak jatuh yang mungkin ditimbulkan. Semakin banyak runner yang dipakai, makain terjaga pula pengamanan untuk si pendaki. Tapi banyak juga para pendaki yang beranggapan bahwa pemakaian sedikit runner bisa menjaga kelestarian tebing.

Pengunaan piton (paku tebing) dalam suatu pendakian masih menimbulkan cacat pada tebing, Kerusakan yang ditimbulkan adalah :

v Mempersulit atau mempermudah rute dengan mengubah sifatnya.

v Menimbulkan noda-noda goresan yang tidak sedap dipandang

v Dapat membuat belahan batu besar atau serpihan-swerpihan batu

Jadi pendakian pertama seminimal mungkin menggunakan piton karena sifatnya yang merusak.

2. Sampah

Jika membawa makanan dalam suatu pendakian, wajib hukumnya sampah dibawa lagi apalagi makanan berkaleng. Kulit jeruk juga dibawa lagi karena lambat dalam pembusukan dan binatang juga tidak suka.

3. Etika harus dijaga, jangan bicara yang sembarangan contoh ; ncruy,anjing, setan dll.

4. Berdo’a jangan lupa, apalagi yang beragama…………….

Dalam suatu kegiatan usahakan berdoa karena do’a merupakan kekutan yang tak terhingga, tidak lupa kita ucapkan syukur karena telah menaklukan medan/jalur yang kita tempuh.

Tidak ada komentar: