Kamis, 12 April 2012

TEKNIK MEMBUAT API

Teknik Membuat Api

Dalam keadaan darurat, setelah perlindunagn/bivakk, makanan, air tersedia. Selanjutnya yang perlu disiapkan adalah api. Api dapat digunakan untuk menghangatkan tubuh, memasak makanan, memberi penarangan. Selain itu, dapat digunakan untuk tanda meminta pertolongan, meningkatkan moril kita dan menjaga gangguan dari binatang buas.

Teknik Membuat Api

Dalam menyalakan api ada tiga komponen utama yang harus tersedia yaitu ; bahan bakar, oksigen, dan sumber panas. Apabila kita tidak mempunyai bahan bakar yang mudah terbakar, kita harus menyediakan dahulu penyala yang kering. Penyala yang baik adalah kawul, cabikan kain kulit kayu yang dicabik – cabik halus atau bubuk kayu yang dibuat oleh serangga, yang dapat kita temukan di bawah batang yang mati.

Gambar segitiga api

Selanjutnya yang harus kita siapkan adalah penyala api (korek api). Bila kita tidak mempunyai korek api, kita harus menyapkan penyala api darurat. Satu hal lagi yang harus kita siapkan adalah bahan baker. Gunakan pohon katu mati dan dahan kering sebagai bahanbakar. Bagian dalang batang kayu merupakan bahan baker yang relatif kering jika disbanding kayu mati yang terdapat dilantai hutan atau pada suatu daerah yang cuacanya basah atau lembab. Selain itu juga dapat digunakan rumput, kotoran binatang yang kering atau gambut. Dianjurkan untuk tidak menggunakan tumbuhan yang kayunya mengandung racun untuk bahan baker. Untuk memelihara api agar tetap awet menyala, pakailah kayu hijau atau lapuk sehingga api menyala perlahan – lahan. Jangan membuat api terlalu besar, tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan memberi panas yang baik dan merata.

Berbagai cara penyala api

a. Dengan menggunakan bantuan tenaga matahari

Lensa kamera, lensa cembung dari teropong, lensa teleskop atau senter dapat digunakan untuk menyatukan sinar matahari pada penyala kering.

a. Batu api atau baja

Dekatkan penyala api ke batu api kemudian bentrokkan bajanya sehingga timbul percikan api yang dapat mengenai penyala kering tersebut. Kipasi atau tiup bila penyala telah terbakar.

b. Gesekan kayu

Cara ini mungkin yang paling sukar dilakukan.

Ø Busur , buatlah busur yang kuat dengan menggunakan tali sepatu atau tali lainnya, gurdikan kayu – kayu yang keras pada kayu lainnya sehingga terlihat asap dan sediakan penyala yang kering agar mudah terbakar.

Ø Kedua, pakailah seutas rotan yang kering dengan diameter kira – kira 0, 5 cm, panjang 0,5 m dan kayu kering. Belah dan ganjal kayu itu dengan batu, letakan di tanah, taruh penyala api pada belahan itu. Dan mulailah menarik rotan itu bolak – balik pada penyala sampai timbul asap.

Ø Ketiga gesekan kayu atau bambu hingga panas sekali dan mulai timbul api.

Ingat

api dapat menyala karena ada

oksigen, sumber panas dan bahan bakar.


Tidak ada komentar: