Jumat, 23 Agustus 2024

PELATIHAN PEMANEN MADU HUTAN " MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN AGAR TERWUJUD KESELAMATAN KERJA PADA KETINGGIAN"

PELATIHAN PEMANEN MADU HUTAN " MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN AGAR TERWUJUD KESELAMATAN KERJA PADA KETINGGIAN"

Pelatihan panjat pohon madu hutan merupakan tindak lanjut terhadap pemberian bantuan bagi kelompok tani madu hutan Desa Long Ayap. Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan beberapa bulan sebelumya, kelompok tani madu hutan Desa Long Ayap membutuhkan bantuan berupa peralatan panjat pohon untuk memanen madu hutan mereka secara aman.

Penyerahan alat panjat pohon oleh Bapak Niko (PT. MIP)
 kepada Ketua LPHD Long Ayap
dan disaksikan perwakilan dari TCI dan  KPH Berau Barat
Untuk merespon keinginan Masyarakat Desa Long Ayap PT. Mulia Inti Perkasa (MIP) berkerjasama dengan Yayasan Hylobates Awara (YAHYWA) melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat desa binaan mereka dengan melakukan pemberian alat panjat pohon dan pelatihan panjat pohon sebagai salah satu cara aman dalam keselamatan untuk panen madu hutan di Desa Long Ayap, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Desa Long Ayap merupakan salah satu desa binaan PT. Mulia Inti Perkasa dan Yayasan Hylobates Awara dengan penghasil madu alam terbaik. Namun selama ini, aktivitas pemanenan madu hutan dilakukan secara tradisional tanpa pengaman, sehingga sangat beresiko terjadinya kecelakaan saat bekerja. Dengan adanya pelatihan ini masyarakat bisa memaksimalkan lagi hasil madu alam yang merupakan salah satu mata pencaharian mereka

Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 21 s/d 22 Agustus 2024 ini menghadirkan Pemateri dari Tree Climbers Indonesia (TCI) Bogor, dengan jumlah peserta sebanyak 11 orang. Dihadiri pula dari perwakilan KPH Berau Barat.

Materi di mulai dari pengenalan alat panjat pohon, fungsi alat, cara perawatan, membuat simpul dan tambatan, komunikasi dan praktek sebelum pemanjatan (Procedures before tree climbing: Tree Inspection and site), Teknik Throwing, Teknik Anchor atas dan bawah, Teknik naik dan turun, Teknik berjalan di dahan (branchwalking/Limbwalking) dan posisi berkerja (Work Positioning Systems) – Lanyard agar mudah serta aman dalam memanjat pohon madu hutan.

Teknik Throwing-APTA
Teknik berjalan di dahan
(branchwalking/Limbwalking)  

Pada hari pertama para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena pengalaman mereka pertama kali menggunakan alat panjat pohon. Untuk Teknik naik di fokuskan satu teknik yaitu rope walking sebetulnya banyak teknik dalam panjat pohon, kenapa memilih teknik tersebut? karena Teknik ini para peserta bisa naik dan turun tanpa mengganti alat, cepat dan bisa beralih ke teknik berjalan di dahan (tanpa ganti alat) karena rata-rata madu hutan berada di cabang dahan yang jauh, dan tidak lupa juga pengaman menggunakan lanyard.

Untuk Hari kedua dilaksanakan ujian praktek dimana peserta pelatihan diminta untuk  memasang peralatan pengaman diri dan membuat simpul tanpa bantuan pelatih. Pohon yang digunakan saat ujian adalah pohon menggeris atau Koompassia excelsa yang tingginya sekitar 40 meter. Tahap Throwing dengan menggunakan alat APTA (Air Powered Tree Access) ke dahan terdekat sekitar 22 meter dan membuat anchor bawah dilakukan oleh peserta sendiri. Pelatihan sempat terkendala karena hujan maka dari itu ujian praktek tetap dilanjutkan di dalam ruangan.

Bapak Niklaus Wahyu selaku perwakilan dari PT. Mulia Inti Perkasa mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan merupakan komitmen dan perhatian perusahaan terhadap masyarakat dan petani madu yang ada di kawasan sekitar perusahaan agar dapat bekerja secara aman dan mendapatkan hasil madu yang maksimal.

Hal ini senada dengan ucapan Kepala Kampung Bapak Jimmy. “Dengan adanya pelatihan ini, semoga generasi muda bersemangat dalam memanen madu hutan karena saya sudah mencoba alat ini, sehingga bekerja lebih efektif dan resiko kecelakaan saat memanen madu bisa di minimalisir “Ungkap Jemi. Hal ini diaminkan oleh Bapak Ario perwakilan dari Yayasan Hylobates Awara.

Perwakilan dari KPH Berau Barat Bapak Joni mengungkapkan kegiatan ini sangat bagus dan perlu dikembangkan di desa-desa yang menghasilkan madu hutan, terutama faktor keselamatan itu yang penting.

Foto Bersama Peserta, Instruktur, YAHYWA, PT. MIP, KPH Berau Barat dan Kepala Kampung Long Ayap