Senin, 01 Januari 2024

JEMBATAN SATWA ARBOREAL ATAU ARBOREAL BRIDGE

 

JEMBATAN SATWA ARBOREAL ATAU ARBOREAL BRIDGE 


     Salah satu upaya yang dilakukan PTAR adalah pemberian perlindungan terhadap satwa liar, memastikan keberadaan fauna yang dilindungi pada lahan yang akan dibuka untuk kepentingan operasional tambang, memastikan jenis-jenis hewan apa saja yang menjadi penghuni habitat tersebut dan mengidentifikasi program konservasi terbaik untuk memastikan agar hewan-hewan itu tidak terganggu saat operasi tambang dimulai.

   
jembatan satwa arboral
Jembatan satwa arboral
    PTAR juga bekerja sama dengan para peneliti, perguruan tinggi, lembaga independen, dan pihak ketiga lainnya dalam perlindungan keanekaragaman hayati, terutama melalui edukasi dan sosialisasi, serta pencegahan terkait perburuan dan perdagangan satwa liar. Berdasarkan data Tropical Forest Conservation Action¬-Sumatra (TFCA-Sumatera), jenis-jenis satwa liar yang dilindungi di Hutan Batangtoru, yang merupakan wilayah operasional PTAR, di antaranya orangutan sumatra, harimau sumatra, serow, tapir, beruang madu, ioris, kucing keemasan, kukang, kambing hutan sumatera, rusa sambar, simpai, owa, siamang, lutung, kijang, jenis rangkong (Buceros rhinoceros, B. bicornis, Rhinoplax vigil, Rhyticeros comatus), dan jenis elang (Ictinaetus malayensis, Spilornis cheela, Accipiter virgatus).

    Selain itu, terdapat juga Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang merupakan spesies orangutan baru yang diumumkan pada November 2017. Orangutan tapanuli merupakan salah satu fauna yang menjadi fokus PTAR. Pada 2021, tim Biodiversity Advisory Panel (BAP) yang terdiri dari empat ilmuwan Indonesia terkemuka dengan keahlian di bidang ekosistem hutan dan konservasi orangutan, Dr. Rondang Siregar, Dr. Sri Suci Utami Atmoko, Dr. Puji Rianti and Dr. Onrizal melakukan studi independen untuk mengetahui apakah aktivitas tambang berdampak pada orangutan Tapanuli. Studi Penilaian Dampak Orangutan ini melibatkan peninjauan lengkap terhadap studi sebelumnya dan hasil-hasilnya, serta observasi di lokasi dan survei pemantauan.

jembatan satwa arboral
Jembatan satwa arboral-membentang
menghubungkan hutan di dua sisi jalan
    Adanya hewan arboral di sekitar PTAR sehingga perlu dibuat adanya jembatan hewan arboral. Hewan arboreal adalah hewan yang menjadikan pohon sebagai habitat utama mereka. Pentingnya jembatan satwa atau Animal Corridor sebagai konektivitas habitat, Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan pohon untuk mencari makan dan melindungi diri di antara ranting-rantingnya. Untuk itu PTAR berkerjasama dengan TCI (tree climbers Indonesia) perkumpulan professional khusus pemanjat pohon untuk membuat jembatan hewan arboreal. Melalui program ini, PTAR menunjukan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan memastikan harmoni antara manusia dan alam.

    Spot-spot untuk pembuatan jembatan sudah disurvey sebelumnya, menempatkannya di jalur-jalur yang sering dilalui oleh hewan arboreal sehingga para pemanjat pohon (tree climbers) akan naik dan langsung instalasi jembatan yang menghubungkan menggunakan tali dadung/tambang yang diikat ke pohon yang kokoh disesuaikan dengan ketinggian pohon. Tali dadung di buat dua lintasan (atas bawah),  jembatan ini dirancang dengan memperhatikan kebutuhan dan pola pergerakan hewan arboreal, termasuk desain yang sesuai dengan habitat alami mereka. Harapan dengan di buatnya jembatan ini, satwa primata dan satwa liar arboreal yang lain masih tetap bisa menyeberang dengan aman untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya tanpa terganggu oleh operasi tambang. PTAR terus berupaya untuk berkontribusi dalam konservasi alam di Indonesia, dengan fokus membantu menjaga kelestarian populasi hewan arboreal di sekitar operasi PTAR, meningkatkan konektivitas habitat, meningkatkan kualitas hidup hewan, serta memberikan nilai edukasi.